LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
“PEMBUATAN
SENYAWA ALKANA”
Disusun Oleh :
EKO WIJANARKO
CAA 112 004
LABORATORIUM BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2013
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alkana
merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya tunggal. Sebagai
hidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga
dinamakan parafin (dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan
senyawa-senyawa lainnya. Kadang-kadang alkana juga disebut sebagai hidrokarbon
batas, karena batas kejenuhan atom-atom H telah tercapai. Dalam kehidupan sehari-hari
alkana banyak ditemukan pada bahan bakar. Contohnya minyak tanah, solar, gas
elpiji, dan sebagainya. (Wikipedia, 2013)
Senyawa alkana dapat dibuat
dengan cara mereaksikan antara NaOH dengan Natrium Benzoat atau NaOH dengan
asam asetat (CH3COOH). Senyawa alkana dibuat dengan cara
menggabungkan NaOH dengan Natrium Benzoat atau asam asetat di dalam tabung
reaksi kemudian dipanaskan dengan menggunkan api bunsen. Adapun reaksi antara
NaOH dengan Natrium Benzoat dan Asam Asetat antara lain,
CH3COOH + NaOH → NaCO3H + CH4 (Alkana
(metana)
Secara umum, alkana berguna sebagai bahan
bakar dan bahan baku dalam industri petrokimia. Penggunaan alkana biasanya
dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbonnya. Empat alkana pertama digunakan
pada umumnya untuk keperluan memasak dan pemanasan, di beberapa negara juga
sebagai sumber pembangkit listrik. Metana dan etana adalah komponen utama pada gas alam dan biasanya diangkut
dalam bentuk cairan, dengan cara dikompresi terlebih dahulu dan gas
didinginkan. Propana
dan butana dapat
dicairkan dengan tekanan rendah. Propana dan butana umum dijumpai pada elpiji dan juga
dipakai sebagai propelan (zat pendorong) pada semprotan aerosol.
Butana juga ditemukan pada pemantik rokok cair. Dari pentana sampai oktana merupakan
alkana yang berbentuk cairan. Alkana ini umum digunakan sebagai bahan bakar
bensin untuk mesin mobil. Alkana rantai bercabang lebih
diutamakan karena cenderung lebih tidak mudah tersulut daripada alkana rantai
lurus. Bahan bakar yang mudah tersulut akan menimbulkan ketukan pada mesin yang dapat
merusak mesin. Kualitas bahan bakar dapat diukur dengan bilangan
oktan bahan bakar itu, dimana bilangan oktan ditentukan dari berapa persen
kandungan 2,2,4-trimetilpentana (isooktana) pada
bahan bakar (bahan bakar yang bilangan oktannya 98 berarti mengandung 98%
isooktana, sisanya adalah heptana). Selain digunakan untuk bahan bakar, alkana-alkana
ini juga dipakai sebagai pelarut untuk senyawa nonpolar. Alkana dari nonana sampai heksadekana
(16 atom karbon) merupakan alkana berbentuk cairan dengan viskositas
yang lebih tinggi, dan tidak digunakan pada bensin. Alkana jenis ini biasanya
digunakan pada bahan bakar diesel dan bahan bakar
penerbangan. Kualitas bahan bakar diesel diesel dapat ditentukan dengan
besarnya bilangan cetana (cetana
adalah nama lama untuk heksadekana). Alkana jenis ini mempunyai titik didih yang
tinggi, dan akan menyebabkan masalah jika suhu udara terlalu rendah, karena
bahan bakar akan semakin mengental sehingga sulit mengalir. Alkana dari
heksadekana kebelakang biasanya merupakan komponen pada minyak
bakar dan pelumas.
Beberapa jenis alkana ini juga digunakan sebagai zat anti korosif karena
sifatnya yang hidrofobik. Alkana dengan jumlah karbon 35 atau lebih ditemukan
pada bitumen (aspal) yang dipakai untuk
melapisi jalan. Selain itu, karena nilainya juga rendah, maka alkana-alkana
jenis ini biasanya dipecah menjadi alkana yang lebih kecil dengan metode cracking. Beberapa polimer sintetis
seperti polietilena
dan polipropilena
adalah alkana yang terdiri dari ratusan atom karbon. Material-material ini
umumnya dikenal sebagai plastik dan setiap tahunnya diproduksi milyaran
kilogram di dunia. (Siti Nurnahari Z, 2012)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Kimia Dasar dengan materi “Pembuatan
Senyawa Alkana” sebagai berikut :
1.
Mahasiswa mampu dan
mengerti cara pembuatan senyawa hidrokarbon alifatis jenuh (alkana).
2.
Mahasiswa
mengetahui sifat-sifat dari bahan yang digunakan.
3.
Mahasiswa mampu
menuliskan reaksi mekanisme.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Senyawa
Hidrokarbon
Senyawa
hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Senyawa hidrokarbon
adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya
minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain. Berdasarkan susunan atom
karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu
senyawa alifatik (alifatik jenuh dan tidak jenuh) dan senyawa siklik (alisiklik
dan aromatik). Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C
nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah
ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh
dan tidak jenuh.
Senyawa
alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi
ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
Contoh senyawa
hidrokarbon alifatik jenuh :
Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya
terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua
dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna. Contoh senyawa
hidrokarbon alifatik tak jenuh :
Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya
melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini
terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik.
Senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai
tertutup.
Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang
membentuk rantai benzena.
(Wikipedia, 2013).
2.2 Senyawa Alkana
Alkana (juga disebut dengan parafin) adalah senyawa
kimia hidrokarbon
jenuh asiklis. Alkana
termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana adalah sebuah rantai karbon panjang
dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum untuk alkana adalah CnH2n+2.
Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan rumus
CH4. Tidak ada batasan berapa karbon yang dapat terikat bersama.
Beberapa jenis minyak
dan wax adalah contoh alkana dengan atom
jumlah atom karbon yang besar, bisa lebih dari 10 atom karbon. Setiap atom
karbon mempunyai 4 ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan C-C), dan setiap atom hidrogen mesti
berikatan dengan atom karbon (ikatan H-C). Sebuah kumpulan dari atom karbon
yang terangkai disebut juga dengan rumus kerangka. Secara
umum, jumlah atom karbon digunakan untuk mengukur berapa besar ukuran alkana
tersebut (contohnya: C2-alkana). Gugus alkil, biasanya disingkat
dengan simbol R, adalah gugus fungsional, yang seperti alkana, terdiri
dari ikatan karbon tunggal dan atom hidrogen, contohnya adalah metil atau gugus etil.
Metana bersifat eksplosif (mudah meledak) ketika bercampur dengan udara (1 – 8%
CH4). Alkana suku rendah lainnya juga mudah meledak apabila
bercampur dengan udara. Alkana suku rendah yang berbentuk cairan sangat mudah
terbakar. Pentana, heksana, heptana, dan oktana digolongkan sebagai senyawa
yang berbahaya bagi lingkungan
dan beracun. Isomer rantai
lurus dari heksana bersifat neurotoksin. Alkana dengan halogen, seperti kloroform,
juga dapat bersifat karsinogenik. Adapun nama-nama senyawa alkana antara lain, Metana
(CH4), Etana (C2H6), Propana (C3H8),
Butana (C4H10), Pentana (C5H12), Heksana
(C6H14), Heptana (C7H16), Oktana
(C8H18), Nonana (C9H20), Dekana (C10H22).
(Wikipedia, 2013)
2.3
Pembuatan Senyawa Alkana
Secara
umum pembuatan senyawa alkana ada beberapa cara antara lain, cara ke- 1 senyawa
alkana diperoleh dari reduksi alkil halida dan logam Zn (campuran Zn dan Cu)
atau logam Na dengan alkohol. (Purba Michael, 2006)
RX → RH + HX = Halogen
C2H3Cl →
C2H6 + HCl
Cara ke- 2 alkana diperoleh dari alkil halida dan logam
Na (reaksi wurtz), dimana alkana yang dihasilkan mempunyai atom karbon dua kali
lebih banyak dari atom karbon alkil halida yang digunkan. (Purba Michael, 2006)
2RX + 2Na → R−R + 2NaX
2C2H3CL +
2 Na → C2H3−C2H3 + 2NaCl
Cara
ke- 3 alkana diperoleh dari alkil hilida melalui terbentuknya senyawa grignard
kemudian dihidrolisis. Purba Michael, 2006)
RX + Mg → R−Mg−X
R−Mg−X + H2O → RH +
Mg (OH) X
C3H3Br +
Mg → C2H5−Mg−Br
C2H5−MgBr
+ H2O → C2H6 + Mg (OH) Br
III.
BAHAN
DAN METODE
3.1 Waktu dan
Tempat
Adapun waktu praktikum Kimia Dasar
acara ke- 5 “Pembuatan Senyawa Alkana” dilaksanakan pada hari Senin, 15 April
2013 pukul 15.00-16.40 WIB, di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada
praktikum ini antara lain, pipet kapiler, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
mortar stemper, api bunsen, dan kapas. Sedangkan bahan yang digunakan NaOH, dan
Natrium Benzoat.
3.3 Cara Kerja
3.3.1
Pembuatan senyawa
alkana dengan menggunakan Natrium Benzoat
1.
Mengambil NaOH dan
Natrium Benzoat sebanyak 1 sendok dan menaruhnya ke dalam crus porselin.
2.
Menggerus NaOH dan
Natrium Benzoat hingga halus dengan menggunakan mortar.
3.
Memasukkan NaOH dan
Natrium Benzoat ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 sendok.
4.
Memanaskan dengan
menggunakan api bunsen.
5.
Mengamati dan
menuliskan hasilnya pada lembar kerja.
3.3.2
Pembuatan senyawa
alkana dengan menggunakan asam asetat (CH3COOH)
1.
Mengambil NaOH
sebanyak 1 sendok dan menaruhnya ke dalam crus porselin.
2.
Menggerus NaOH
hingga halus dengan menggunakan mortar.
3.
Memasukkan asam
asetat (CH3COOH) terlebih dahulu ke dalam tabung reaksi sebanyak 5
ml kemudian NaOH sebanyak 1 sendok.
4.
Memanaskan dengan
menggunakan api bunsen.
5.
Mengamati dan
menuliskan hasilnya pada lembar kerja.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil
pengamatan pembuatan senyawa alkana dengan menggunakan Natrium Benzoat.
No
|
Bahan
|
Cairan
|
Gelembung
|
Bau
|
Waktu
|
1.
|
C6H5COONa + NaOH
|
Kental berwarna putih
|
Sedikit
|
Menyengat
|
Lambat
|
2.
|
C6H5COONa + NaOH
|
Kental berwarna putih
|
Sedikit
|
Menyengat
|
Lambat
|
3.
|
C6H5COONa + NaOH
|
Kental berwarna putih
|
Sedikit
|
Menyengat
|
Lambat
|
4.
|
C6H5COONa + NaOH
|
Kental berwarna putih
|
Sedikit
|
Menyengat
|
Lambat
|
5.
|
C6H5COONa + NaOH
|
Kental berwarna putih
|
Sedikit
|
Menyengat
|
Lambat
|
Tabel 2. Hasil
pengamatan pembuatan senyawa alkana dengan menggunakan asam asetat (CH3COOH).
No
|
Bahan
|
Cairan
|
Gelembung
|
Bau
|
Waktu
|
1.
|
CH3COOH + NaOH
|
Bening, setelah dipanaskan cairan mengkristal/kritalisasi
|
Banyak
|
Menyengat
|
Cepat
|
2.
|
CH3COOH + NaOH
|
Bening, setelah dipanaskan cairan mengkristal/kritalisasi
|
Banyak
|
Menyengat
|
Cepat
|
3.
|
CH3COOH + NaOH
|
Bening, setelah dipanaskan cairan mengkristal/kritalisasi
|
Banyak
|
Menyengat
|
Cepat
|
4.
|
CH3COOH + NaOH
|
Bening, setelah dipanaskan cairan mengkristal/kritalisasi
|
Banyak
|
Menyengat
|
Cepat
|
5.
|
CH3COOH + NaOH
|
Bening, setelah dipanaskan cairan mengkristal/kritalisasi
|
Banyak
|
Menyengat
|
Cepat
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data pada tabel 1 pembuatan senyawa alkana
dengan menggunakan Natrium Benzoat (C6H5COONa), bahwa
pada percobaan ke- 1 sampai dengan ke- 5 bahan yang digunakan adalah C6H5COONa
+ NaOH → Na2CO3 + C6H6
(merupakan turunan benzena) setelah direaksikan atau dipanaskan cairan berubah
menjadi kental dan berwarna putih, gelembung yang dihasilkan sedikit dan baunya
menyengat, serta waktu dalam mereaksikan senyawa ini lama dikarenakan C6H5COONa memiliki bentuk padat dan
NaOH memiliki bentuk padat.
Berdasarkan data pada tabel 2 pembuatan senyawa alkana
dengan menggunakan Asam Asetat (CH3COOH), bahwa pada percobaan ke- 1 sampai dengan ke- 5 bahan
yang digunakan adalah CH3COOH + NaOH → NaCO3H
+ CH4 (Alkana (metana) setelah direaksikan atau dipanaskan cairan
berubah menjadi bening dan berbentuk kristal atau mengalami proses
kristalisasi, gelembung yang dihasilkan banyak dan baunya menyengat, serta
waktu dalam mereaksikan senyawa ini cepat dikarenakan adalah CH3COOH memilliki bentuk cair dan
NaOH memiliki bentuk padat.
V. KESIMPULAN
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon
jenuh yang seluruh ikatannya tunggal. Sebagai hidrokarbon jenuh, alkana
memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin (dari parum affinis),
karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. Kadang-kadang alkana juga
disebut sebagai hidrokarbon batas, karena batas kejenuhan atom-atom H telah
tercapai.
Dalam kehidupan sehari-hari alkana banyak ditemukan pada bahan bakar. Contohnya
minyak tanah, solar, gas elpiji, dan sebagainya.
Senyawa alkana dapat dibuat
dengan cara mereaksikan antara NaOH dengan Natrium Benzoat atau NaOH dengan
asam asetat (CH3COOH). Senyawa alkana dibuat dengan cara
menggabungkan NaOH dengan Natrium Benzoat atau asam asetat di dalam tabung
reaksi kemudian dipanaskan dengan menggunkan api bunsen. Adapun reaksi antara
NaOH dengan Natrium Benzoat dan Asam Asetat antara lain,
C6H5COONa + NaOH → Na2CO3
+ C6H6 (merupakan turunan benzena)
CH3COOH + NaOH → NaCO3H + CH4
(Alkana (metana)
Saran untuk praktikum ini, untuk
praktikum kedepannya dalam pembuatan senyawa alkana tidak hanya terpaku dengan
menggunakan bahan Natrium Benzoat dan Asam Asetat saja, sebaiknya menggunakan
bahan yang lain agar mahasiswa dapat mengetahui bahan apa saja yang dapat
membuat senyawa alkana.
DAFTAR PUSTAKA
Purba Michael, 2006. Pembuatan Senyawa Alkana. CV. Kharisma : Surabaya.
Siti
Nurnahari Z, 2012. Kimia SMA Kegunaan
Senyawa Alkana. CV. Sindunata : Solo.